Tugas
2
MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
A. Manusia
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan
yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk
Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari
dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan
yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di
pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang
tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social
yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab
pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu
manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang
akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia terdiri dari empat unsur
yang saling terkait, yaitu:
·
Jasad :
badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati
ruang dan waktu.
·
Hayat :
mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
·
Ruh :
bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami
kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat
lahirnya kebudayaan.
·
Nafs : dalam
pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie,
1992 hal: 62-84).
2. Manusia sebagai satu kepribadian
yang mengandung tiga unsur, yaitu:
·
Id,
merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak.
Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara
instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh
kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual
atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
·
Ego, sering
disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan
saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip
realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
·
Super ego,
merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima
tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi.
(freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
B.
Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup
yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari
jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan
menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan
mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan
hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia
lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama
lain, berinteraksi dan saling berbagi.
C.
Kepribadian Bangsa Timur
Manusia mendiami wilayah yang berbeda dan berada
di lingkungan yang berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat,
kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang
lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu :
Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang
dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia
sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang–orang dari wilayah lain sangat
suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling
tolong menolong satu sama lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih
tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.
Dalam ilmu psikologi yang notabanenya berasal dari
Barat, banyak mengembangkan konsep-konsep dan teori mengenai aneka warna isi
jiwa, serta metode dan alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail
tentang variasi jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari itu semua,
konsep-konsep tersebut masih kurang mengembangkan suatu konsep yang berkaitan
dengan jiwa individu dan lingkungan sosial budaya.
Oleh karena itu, Francis L.K Hsu seorang sarjana
Amerika keturunan Cina, mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa manusia
sebagai makhluk sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan Psiko-Sosiogram
Manusia atau delapan daerah seperti lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
Keterangan:
Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub
sadar. Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan
tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar karena
sewaktu–waktu unsur–unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan
mengganggu kebiasaan sehari–hari.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak dinyatakan.
Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia
tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya. Nomor 4
disebut kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia
mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan,
pengetahuan dan sebagainya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib. Di sini
manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati
dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan
benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini. Nomor 2 disebut
lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan
guru, pedagang dan pembeli.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh yang berarti
pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Nomor 0 disebut
lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang
tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
D.
Definisi Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
E.
Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai
komponen atau unsur kebudayaan, antara lain Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi,
keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4
unsur pokok yang meliputi sistem norma,organisasi ekonomi, alat-alat atau
lembaga petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.
C. Kluckhohn di dalam karyanya yang berjudul Universal
Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal,
yaitu:
a. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta
yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
b. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa
meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki
kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa
utuk berorganisasi dan bersatu.
c. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki
akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang
berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
d. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan
Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan
keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
e. Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan
barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
f. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan
hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia.
Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
g. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga
memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga
lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
F.
Wujud dan Komponen
Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga:
§
Kompleks
gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Kebudayaan yang muncul dan hidup karena adanya gagasan
– gagasan baru, konsep yang matang serta buah dari pikiran yang kreatif.
Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip dan sebagainya.
§
Kompleks
aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan
manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
§
Wujud
sebagai benda
Aktivitas manusia sehari – hari umumnya dilakukan
dengan menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari situ lahir
kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun tidak.
sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke
Barat-baratan (westernisasi), yang menyebabkan terkendala dalam memajukan
kebudayaannya sendiri.
G.
Orientasi
Nilai Budaya
Kluckhon
dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep
be-ruang lingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga
suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian
konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan salah satu sistem
nilai-nilai budaya.
Ada 5 masalah pokok kehidupan manusia dalam
setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhon dalam
Pelly (1994)
ke lima masalah pokok tersebut adalah : (1)
masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja/karya manusia, (3) hakekat kedudukan
manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam
sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Meskipun
cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia yang universal
itu berbeda – beda untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap
lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu
ada.
H.
Perubahaan Kebudayaan
Masyarakat
dan kebudayaan di mana pun selalu dalam keadaan berubah, ada tiga sebab
perubahan, yaitu :
1.
Sebab yang berasal dari masyarakat dan
lingkungannya sendiri misalnya, perubahan jumlah dan komposisi
2.
Sebab perubahan lingkungan alam dan
fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam
jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk
berubah lebih cepat.
3. Adanya
difusi kebudayaan,penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Ada
4 bentuk peristiwa perubahan kebudayaan, yaitu
1.
Cultural
Lag, yaitu perbedaan antara taraf kemajuan berbagai
bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Dapat juga diartikan sebagai bentuk
ketinggalan budaya.
2.
Cultural
Survival, yaitu suatu konsep untuk menggambarkan suatu praktik
yang telah kehilangan fungsi pentingnya 100%, yang tetap hidup, dan berlaku
semata-mata hanya diatas landasan adat-istiadat semata.
3.
Cultural
Conflict (perttentangan budaya), yaitu proses
pertentangan antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnyan.
4.
Cultural
Shock (Guncangan kebudayaan), yaitu proses guncangan
kebudayaan sebagai akibat terjadinya perpindahan secara tiba-tiba dari satu
kebudayaan ke kebudayaan lain.
I.
Manusia Indonesia dan
Kebudayaan
Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini
mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima serbuan kebudayaan
asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara sosial melalui antar
benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonedia
turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut, baik itu kebudayaan nasional
maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini
sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan
baik terhadap kebudayaan asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar